Dunia ini adalah tempat beramal (دار العمل), bukan tempat pembalasan, sedangkan akherat adalah tempat pembalasan (دار الجزاء) bukan tempat beramal. Manusia hidup didunia hanya sementara, sedangkan kehidupan akherat itu kekal dan abadi Allah Swt berfirman: QS. 87: 16-17)

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا -١٦- وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى -١٧-

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

Manusia diciptakan bukan tanpa tujuan, hidup dunia mengemban amanat untuk beribadah kepada-Nya (QS. 51:56), sebagai Khalifah fil ard (QS. 2:30) atau wakil Allah Swt di muka bumi untuk mengurus mengelola, memanfaatkan dan menjaga bumi Allah Swt, serta mencari pahala untuk kehidupan akherat, menjadikan dunia sebagai sarana untuk kehidupan akherat, berbuat baik dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini (QS. 28:77)

Maka dalam menjalani kehidupannya, manusia hendaknya memperhatikan dengan penuh seksama seluruh aktifitas dan perbuatannya di dunia ini, agar bernilai ibdah di sisi Allah Swt, tidak melakukan perbuatan yang sia-sia, atau berbuat dosa yang akan mendatangkan murka-Nya. Agar aktifitas dan perbuatan manusia bernilai ibadah di sisi Allah Swt, maka Allah Swt telah memberikan panduan terkait kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang hamba baik dalam Al-Qurán maupun dalam hadits Nabi saw. Adapun kriterianya sbb:

1.      Niat yang Ikhlas (إخلاص النية) à dalilnya QS. 98:5, dan QS. 6:162-163

قُلۡ اِنَّ صَلَاتِىۡ وَنُسُكِىۡ وَ مَحۡيَاىَ وَمَمَاتِىۡ لِلّٰهِ رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَۙ

162. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,

لَا شَرِيۡكَ لَهٗ‌ۚ وَبِذٰلِكَ اُمِرۡتُ وَاَنَا اَوَّلُ الۡمُسۡلِمِيۡنَ

163. tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)."

Dalam ayat lain QS. 39 Az Zumar: 65, Allah Swt memperingatkan dari bahaya dari syirik yang merupakan lawan dari ikhlas- dalam firman-Nya,

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ

Jika kamu mempersekutukan (Rabbmu), niscaya akan hapuslah amalmu.

Dalam Hadits dari Abu Umamah Al Bahili, Rasulullah saw bersabda:

إنَّ اللهَ لا يقبلُ من العملِ إلَّا ما كان خالصًا وابتُغي به وجهُه (رواه النسائي)

2.      As Showaab (benar berdasarkan tuntunan) atau متابعة الرسول artinya mengikuti contoh atau tuntunan dari Rasulullah saw

عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللّهِ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ رضي الله عنها: مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ.

Dari Ummul Mu'minin Ummu Abdillah Aisyah radiyallahu 'anha, ia mengatakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal darinya, maka amalan tersebut tertolak'." Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

Dan dalam riwayat lain milik Muslim,

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim, no. 1718]

Dan Allah Swt berfirman dalam Surat Al Mulk 67:2

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.

Fudhail Bin Iyadh berkata bahwa yang dimaksud dengan Ahsanu amala (lebih baik amalnya) adalah amalan yang paling Ikhlas dan paling benar

Dan Allah Swt berfirman dalam Surat Al Kahfi 18:110

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

3.      AL Juhdu (Al Itqon) artinya melakukan suatu pekerjaan dengan sebaik mungkin dan sesempurna mungkin ( الإحسان والإحكام للشيئ)

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبرني والبيهقي)

Dari Aisyah rai a berkata: Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah Swt mencintai apabila salah seorang melakukan suatu amalan dilakukan secara itqon

4.      Ad Dawaam (kontinyu, terus menerus)

Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. (Muslim)