عن عبد الله بن قرط، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «إن أعظم الأيام عند الله يوم
النحر، ثم يوم القر (رواه أبو داود والنسائي وصححه الألباني)
“Sesungguhnya hari
yang paling agung di sisi Allah Ta’ala adalah hari nahr (10 Dzulhijjah)
kemudian hari qar (hari setelahnya).” (HR. Abu Dawud, dan Nasaí dan dishahihkan oleh Al Albani))
Sesungguhnya di antara amalan yang disyariatkan Allah Swt pada hari yang paling agung ini setelah
melakukan sholat Sholat Idul Adha adalah berkurban menyembelih udhiyyah
atau hewan untuk berqurban, berdasarkan firman
Allah Swt:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Dirikanlah shalat karena tuhanmu (Allah) dan berqurbanlah (an nahr)”. (QS. Al Kautsar: 2).
Dan dalil dari sunnah Nabi saw terdapat riwayat dari Anas bin Malik, ia
berkata,
ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ قَالَ وَرَأَيْتُهُ
يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ وَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا قَالَ
وَسَمَّى وَكَبَّرَ
“Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam berkurban dengan dua ekor kambing
kibasy putih yang telah tumbuh tanduknya. Anas berkata : “Aku melihat beliau
menyembelih dua ekor kambing tersebut dengan tangan beliau sendiri. Aku melihat
beliau menginjak kakinya di pangkal leher kambing itu. Beliau membaca basmalah
dan takbir” (HR. Bukhari no. 5558 dan Muslim no. 1966).
Berkurban memiliki keutamaan sbb:
1. Berqurban adalah bentuk ketaatan, taqorrub
(mendekatkan diri) kepada Allah SWT (QS. Al Kautsar: 2), karena seseorang
mengorbankan harta yang dicintainya karena Allah Swt yang menunjukkan bahwa ia
lebih mengutamakan kecintaan Allah Swt daripada hartanya, dan apa yang
disenangi hawa nafsunya.
2. Amalan yang dicintai Allah Swt.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ
بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا
بِهَا نَفْسًا »
Dari ‘Aisyah,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah pada hari nahr
manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh Allah daripada
mengalirkan darah dari hewan qurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan qurban
tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum
tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan
berkurban.” (HR. Ibnu Majah no. 3126 dan Tirmidiz no. 1493. Hadits ini adalah
hadits yang dho’if kata Syaikh Al Albani)
3.
Ibadah qurban memiliki pahala yang
jauh lebih baik dan
lebih besar dibandingkan dengan
bersedekah dengan jumlah uang atau
harta yang sama.
قال الشيخ محمد ابن عثيمن رحمه الله
:ذبح الأضحية أفضل من الصدقة بثمنها ؛ لأن ذلك عمل النبي صلى
الله عليه وسلّم والمسلمين معه ؛ ولأن الذبح من شعائر الله تعالى
Syaikh Muhammad Ibnu Utsaimin semoga Allah
merahmatinya berkata : menyembelih hewan qurban lebih utama dibandingkan dengan
sedekah dengan harga yang sama, karena berqurban adalah merupakan perbuatan
Nabi saw, dan kaum muslimin bersamanya, dan berqurban merupakan syiar Allah
Swt.
4.
Berkurban juga menjadi bentuk
syukur seorang hamba atas segala kenikmatan yang diberikan selama ini, yang mana implementasi syukur adalah
menggunakan fasilitas atau karunia dan
kenimatan yang ada untuk beramal sholeh yang diridhoi Allah Swt
5.
Mengasah kepedulian pada
sesama, yang mana dengan berqurban kita akan semakin menjadi pribadi yang peka terhadap kondisi orang lain di
sekitar kita
Terkait dengan ibadah qurban
ini, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa ibadah ini pertama kali dilakukan
oleh Nabi Ibrahim as saat ingin menyembelih putranya Ismail, di mana Nabi
Ibrahim diperintahkan dan diuji oleh Allah Swt untuk menyembelih putranya sendiri Ismail
‘alaihis salam, yang merupakan anak yang sangat dia sayangi, sebagaimana
disebutkan dalam Al-Qur’an:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ
السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ
شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Maka tatkala anak itu
sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai
anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar”. (QS. As-Saffat: 102)
Ketika Isma’il berada dalam
usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di
mana anak tersebut sudah mampu bekerja. Pada usia tersebut, Ibrahim sangat
mencintainya dan Nabi Ibrahim merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan
banyak manfaat. Saat anaknya seperti itulah, Ibrahim mendapatkan ujian berat.
Pelajaran dari kisah
Nabi Ibrahim berqurban
1.
Nabi Ibrahim adalah orang yang memiliki ketaatan dan keiaman yang mutlak Allah
Swt, dan memiliki ketawakalan yang besar terhadap Allah Swt, Sebuah
perintah yang sangat berat, namun nabi Ibrahim tetap menjalankan perintah Allah
tanpa ragu sedikitpun
2.
Kecintaan pada Allah Swt lebih didahulukan oleh Nabi Ibrahim dari kecintaan
pada anaknya sendiri
3.
Nabi Ibrahim adalah seorang sosok Ayah yang memiliki akhlak yang baik,
akhlak yang mulia (Tutur katanya santun, tidak otoriter mengajak dialog
anaknya)
4.
Salah satu sifat anak yang saleh
adalah patuh pada orang tua seperti patuhnya Ismail pada ayahnya Ibrahim. Lihatlah ketika
mendengar mimpi ayahnya untuk menyembelihnya, Ismail sangatlah patuh. Ia pun
menyatakan dirinya bisa bersabar dan mendorong ayahnya untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah Swt kepadanya.
5.
Bersabar dengan berbagai ujian dan cobaan yang Allah Swt berikan yang akan
membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri
dan anak, serta menyebabkan lepasnya cobaan dan adanya jalan keluar serta
solusi yang terbaik.
6.
Islam tak mengajarkan untuk membunuh jiwa
Islam adalah agama
rahmat bagi alam semesta, tidak hanya kepada umat Islam tapi kepada seluruh
makhluk Allah Swt. Nabi Ibrahim tidaklah diperintah oleh Allah Swt untuk menyembelih putranya melainkan hanya sebagai
ujian semata baginya
Kita memohon kepada Allah Swt, semoga Dia memberikan
kepada kita taufiq-Nya agar kita dapat mengerjakan perintah-perintah Allah Swt dan menjauhi
larangan-Nya, menjadikan kita istiqamah di atas takwa dan tidak meninggalkan
dunia ini kecuali dalam keadaan muslim
dan husnul khotimah, aamiin.
Tidak ada komentar
Posting Komentar